Selasa, 16 Juni 2015

Balada Itsar di Trans Jakarta



Bismillah, beberapa hari yang lalu sekembalinya dari Jakarta menuju Jatinangor seperti biasa, gw memilih trans Jakarta sebagai kendaraan yang akan mengantar menuju shelter bus prima jasa. Jarak yang ditempuh menuju halte BKN dari halet Tanjung Priok kalo gak macet menghabiskan waktu 1 jam, lebih2kalo macet bisa sampai 2 jam... Hari itu sudah siang, pukul 14.00 kurang lebihnya, beruntung saat memasuki bus trans jakarta masih mendapati kursi kosong, maka gw bisa duduk tenang. Kenapa gw sebut beruntung? Karena gw termasuk dalam kategori yang sulit menjaga keseimbangan badan jika harus berdiri dalam kendaraan, terlebih gw emang gampang mabuk kendaraan khususnya pada mobil. Maka, mendapatkan tempat duduk adalah suatu keindahan tersendiri karena artinya gw bisa tidur karena hari sebelumnya, gw juga kurang enak badan....

Namun, dihalte berikutnya bis mulai penuh terdapat 2 orang tua yang gak mendapatkan tempat duduk, kasihan dalam hati, tapi menjaga diri sendiri supaya gak ambruk (memilih duduk di lantai bus) prosentase keberhasilannya mungkin gak lebih dari 50% lebih sering mual dan pusing, dan ngerepotin orang lain... krik....payah banget gw emang kalo pake angkutan umum.... berpikirlah panjang... 15 menit mungkin, sampai akhirnya tiba2gw teringat kisah itsar sahabat rasulullah saat perang yang memilih itsar (mendahulukan saudaranya) saat diberi air minum, dan menjawab, "berikan pada saudaraku yang disebelah, dia lebih membutuhkan." Saat dihantarkan ke orang yang dituju pun, jawabannya sama, "berikan pada saudaraku yang disebelah, dia lebih membutuhkan.", begitupun dengan yang ketiga, "berikan pada saudaraku yang disebelah, dia lebih membutuhkan." Hingga akhirnya kembali pada orang yang pertama dan didapati telah meningga, begitu seterusnya hingga yang ketiga.... Itulah contoh sebaik2itsar... Kalaulah mau menyangkal itu hanya ada jaman rasul, maka Yusuf Nada pernah mengisahkan pengalamannya semasa di Penjara yaitu

 Satu kali, tersisa satu porsi makanan di klinik karena ada yang meninggal. Yusuf yang sedang di klinik disuruh mengantarkan ke sel 13. Penghuni sel gelap berkata, 'Berikan ke sel di sebelah. Dia lebih butuh. 'Yusuf menemukan sumber suara itu. Hanya mate merah dan mulut yang terlihat. Badan lelaki itu terbakar, hitam, tak bisa dikenali. Yusuf membawa makanan ke sel sebelah. 'Dia lebih memerlukan dari pada saya....' Sampai ke satu sel. Dalam sel itu nampak bagian-bagian lelaki. Bagian tubuh antara dua kakinya habis diterkam anjing yang dilaparkan.
Kisah selengkapnya ada di yusuf nada mediator dunia sumbangan ikhwanul muslimin....

Mengingat 2 kisah itu, maka apalah artinya kursi, mual dan seterusnya.... Dalam hati, jika surga yang kita inginkan surga yang sama, apalah artinya sedikit berjuang memberikan kursi kepada orang yang lebih butuh. Semoga dengan ini orang lain memandang akhwat berjilbab syar'i tidaklah menakutkan tapi yang paling banyak memudahkan urusan orang lain. Maka, jadilah sepanjang perjalanan 4 kali gw memberikan kursi kepada ibu atau nenek tua yang lebih membutuhkan. Dan gw menyesal, gw gak bersegera dari awal melakukannya, 15 menit berpikir itu mungkin adalah 15 menit yang sulit bagi nenek tua itu untuk menopang badannya yang renta, maafkan gw yang lemah.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar