Selasa, 16 Oktober 2012

Cerpen Indonesia #edisi si ilmuwan (siluman) kampus


Bismillah, assalamualaikum semua.... Apa kabar, pembacaku? Semoga Allah senantiasa memudahkan kalian menemukan jalan kepada-Nya :)

Yap, ini edisi ke-2 siluman kampus... Kemanakah aku pergi untuk meneguk ilmu dengan rasa yang berbeda dari keseharianku sebagai mahasiswa jurusan humas fakultas ilmu komunikasi? Kali ini, aku ingin berbagi tentang rasanya Indonesia, sesuai pikiran kalian, jurusan apa lagi yang punya cita rasa Indonesia sekental Sastra Indonesia, karena ini cerita tentang bentuk karya Indonesia yang pasti berbeda dari banyak negara di belahan bumi Allah nan luas ini. :)

Sebelumnya, ada wasiat nih, yang bunyinya
"ajarilah anakmu dengan sastra, kalau dia penakut niscaya akan menjadi pemberani."
-umar bin khathtab- 

Hmmm, dari sini saya berpendapat bahwa sastra memiliki peranan yang cukup berarti dalam pembangunan karakter anak. Jadi buat yang belum tau banyak tentang karya sastra, ayo kita belajar bersama untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya. Karena sifatnya yang mewaris, jadi sastra yang kita kembangkan harus untuk perbaikan masa depan ya. :) *sok tua

Ok, kita mulai ceritanya, kejadiannya kemarin hari senin, 15 oktober 2012. Aku diajak temanku untuk mengikuti kuliahnya, mata kuliah Penulisan Kreatif yang diajar oleh seorang novelis yang salah satu karyanya ada di Rak bukuku. Di kelas penulisan kreatif, pak Irfan Hidayatullah hari itu mengangkat tema cerita pendek (cerpen). Dalam pembahasannya, materi dimulai dari pertanyaan yang ingin kami ketahui tentang cerpen. Aku pun diberi kesempatan terhormat sebagai penanya pertama. Hihi... Pertanyaanku, "Apa kelebihan cerpen dibanding karya sastra lain?", lalu yang lain menambahi dengan pertanyaan lain. :)

Menurut bapak dosen yang terhormat, "Sastra itu kayak ibu yang punya banyak anak, ada yang namanya puisi, cerpen, novel, prosa, lalalalalala". "Nah, selayaknya seorang ibu, dia gak akan pilih kasih, membedakan satu anaknya dengan yang lain. Hanya saja, setiap karya sastra punya karakternya masing-masing, begitu." :)

Bapaknya pun menjelaskan bahwa cerpen memiliki karakteristik yaitu: pendek, naratif, fiktif/rekaan. Selain itu cerpen juga memiliki bingkai, berupa: struktur fisik (tokoh, alur, latar), struktur tematik (tema, amanat) dan struktur retorik (sudut pandang, aspek kebahasaan). :)

Sebelum kelas berakhir, bapaknya memberikan kami sedikit waktu untuk membuat cermin (cerita mini), karakternya mirip cerpen, hanya jauh lebih singkat. Hehe, ijinkan aku pamer karya buatanku yah, semoga berkenan :)
Akhirnya hari itu datang. Hari yang sepesial. Hari pertemuaku dengan seseorang yang aku cintai setelah ia lama merantau. Kami telah memutuskan untuk berwisata hari ini. Wajahnya segar dan tampak senang dengan sesekali tersenyum dan tertawa. Sayangnya, walau kami duduk berdampingan, tawa itu tak tertuju untukku. Aku pun bertanya, "Nak, maukah kamu berbagi senyum denganku?". Ia hanya menjawab seraya melepaskan pandangan dari benda kotak ditangannya, "Gak ada apa-apa mak, cuma temen lagi pada ngelawak di twitter."
Sekian, cerita si ilmuwan (siluman kampus) kali ini. Semoga esok, selalu ada cerita dan ilmu bermanfaat yang bisa dibagikan. Wassalamualaikum. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar