Selasa, 02 Oktober 2012

Kenapa Harus C.I.N.T.A Palestina??? #edisi jaket BKI

Bismillah, tulisan ini saya dedikasikan untuk teman-teman saya yang sempat bertanya, tapi belum bisa saya jawab di waktu lampau dan untuk semua yang peduli, atau sekedar ingin tahu tentang negeri Palestina. Pertanyaan tentang Palestina pertama kali muncul dalam hidupku, saat dibuatnya jaket BKI (Biro Kerohanian Islam) yang memampang bendera Palestina beririsan dengan bendera Republik Indonesia. BKI yang sangat manis untuk dikenang dimasa itu, BKI yang notabennya adalah UKM rohis skala fakultas, tapi dikala itu mampu merangkul teman-teman perempuan yang belum berjilbab, atau kalo gw lain cerita :p (next time aja ya ceritanya tentang gw yang berkutat di BKI). 



Seperti selayaknya organisasi apa pun di muka bumi ini, begitu juga BKI ingin membuat suatu simbol tentang keberadaannya, eksistensinya. Kemudian, kala itu dipilihlah jaket sebagai simbol keanggotaan BKI. Disain jaket berubah-ubah dengan berbagai saran & kritik yang sengit. Bahkan proses disainnya pun memakan waktu yang lama, hingga akhirnya disetujuilah (yg gw lupa oleh siapa aja) disain berikut ini.



Pembuatan jaket BKI membawa semangat tersendiri oleh anggotanya, hanya saja ternyata ada sebagian yang enggan memesan karena takut menyandang bendera Palestina di dadanya. "Takut dikira ikutan politik macem-macem", katanya. Aku terdiam, tak bisa menjawabnya kala itu. Aku masih awam, tak tau apa-apa. Yang aku tau hanya, aku senang bisa bermanfaat di sini dan menebar manfaat kepada orang lain. Dan, lagipula organisasi ini menerimaku dengan sangat baik. :)

Waktu berjalan, kegiatan tentang Palestina sepertinya selalu saja ada tiap tahunnya, terlebih yang diselenggarakan bersama FKDF (Forum Komunikasi Dakwah Fakultas). Yang aku tau tentang palestina, tetap saja hanya membela saudara seiman. Karena itulah yang digaungkan, atau setidaknya yang kudengar. Lebih dari itu, pengetahuanku bertambah seiring mengikuti diskusi bersama pembina BKI dalam berbagai acara, bahwa membela Palestina sudah menjadi kewajiban semua orang di muka bumi ini, bahkan kita boleh membela dengan bendera apa pun, agama, kemanusiaan, HAM, apa saja karena kekejian zionis terhadap Palestina telah melampaui segala batas, ideologi apa pun.

Hari ini, aku menemukan sebuah tulisan dari buku Langkah Cinta untuk Indonesia, yang dibuat untuk mengenang Pejuang Sejati Ustadzah Yoyoh Yusroh, S. PD. I berikut aku ketik kembali:

Setidaknya ada 8 Perspektif Komprehensif tentang Palestina yang perlu difahami oleh kita sebagai bangsa Indonesia yang Merdeka. Yaitu:

  • Kolonialisme Kuno  
Pertama, Palestina adalah satu-satunya tempat di dunia kontemporer yang masih terjadi kolonialisasi model kuno. Ia merupakan pusat dunia, strategis baik secara potensisumber daya alam, ekonomi, politik, maupun militer. Roeslan Abdulgani (Menlu RI periode 24 Maret 1956-28 Januari 1957) menulis bahwa salah satu jiwa pokok dari Konferensi Asia-Afrika Bandung, tahun 1955, adalah jiwa anti-Zionisme Israel oleh delegasi dikatakan sebagai, "the last chapter in the book of old colonialism, and the one of the blackest and darkest chapter in human history" atau bab terakhir dari buku kolonialisme kuno, dan satu diantara bab yang paling hitam dan gelap dalam sejarah manusia.
  • Amanat Konstitusional
Kedua, terkait dengan hubungan Indonesia-Palestina. Indonesia adalah negara konstitusional, yang dalam pembukaan UUD 1945-nya menegaskan sikap anti-penjajahan. Maka bagi Indonesia, penjajahan terhadap bangsa manapun, sama dengan penjajahan terhadap bangsa dan tanah air sendiri. Maka itulah Indonesia di masa lalu memboikot Olympic Games, karena Israel berpartisipasi di dalamnya, dan Indonesia menggelar Ganefo (Games for Neo Emerging Forces). Palestina juga menjadi negara satu-satunya yang belum merdeka dari daftar perjuangan kemerdekaan bangsa terjajah di Amanat Konferensi Asia-Afrika~Bandung, Indonesia. Sejatinya, dalam konteks perlawanan terhadap penjajahan tanah air Indonesia tidak hanya sebatas dari Sabang hingga Merauke, namun lebih dari itu, dari Jakarta hingga Jalur Gaza.
  • Kepedulian International
Ketiga, Palestina adalah bangsa yang sangat peduli dengan penderitaan bangsa orang lain, termasuk terhadap bangsa Indonesia. Pada masa-masa perjuangan kemerdekaan di Indonesia, M. Ali Taher, Perdana Menteri Palestina, menyumbangkan seluruh uangnya dari Bank Internasional untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di saat agresi militer I dan II terjadi, Palestina bersama dengan Mesir, Irak, dan negara-negara lain, melakukan boikot, demonstrasi anti-Belanda. Palestina adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, setelah sebelumnya juga melakukan upaya diplomasi untuk Indonesia. Di tengah derita mereka, hidup bertahun-tahun di tenda-tenda dan rumah-rumah darurat, rakyat Palestina masih sempat mengirimkan sumbangan untuk korban gempa dan tsunami di Aceh.
  • Sejarah Kebangsaan
Keempat, terkait fenomena Zionis-Israel-Yahudi yang nyata dan terus ada. Israel tidak memiliki akar sejarah penduduk asli Palestina. Kedatangan mereka, dari permulaan akhir periode sebelum lahirnya Isa bin Maryam sampai permulaan Masehi, hanyalah sebagai imigran dari Mesir. Jauh sebelum masuknya Israel, Palestina telah dihuni oleh bangsa Kanaan. Hal ini bahkan juga disebutkan dalam Injil dan Al Quran.

Berdasarkan Hukum Internasional yang menyatakan bahwa yang berdaulat atas suatu wilayah adalah mereka yang pertama lalu mendiami wilayah tersebut dan menunjukkan bukti eksistensi mereka atas wilayah tersebut berupa aktivitas dan bukti-bukti fisik yang menunjukkan kedaulatan mereka atas wilayah tersebut. Karena itu, bangsa Kanaan  yang merupakan nenek moyang Arab Palestina saat ini adalah pemilik sah tanah Palestina.
  • Destruksi Kemanusiaan
Kelima, Israel telah menimbulkan berbagai kerusakan dan kerugian, dalam berbagai sisi dan bagi banyak pihak. Teroris Israel terus melakukan okupasi secara biadab di atas tanah sah bangsa Palestina, mengusir para penduduk asli, dan melakukan teror dan pembantaian terhadap ibu-ibu, orang tua, pemuda, serta anak-anak yang tidak mau mengikuti ambisi hewani Israel. Hal ini menimpa seluruh rakyat Palestina, tanpa pandang bulu, praktik bumi hangus Deir Yasin menjadi saksi 400 masjid dan 400 gereja ternodai. 79 Gereja ortodoks di Kota Lama juga dalam proyeksi penggusuran pemerintah Israel. Belum lagi fakta pengembangan serampangan senjata nuklir di Damona yang dimulai sejak sebelum 1970 tanpa izin PBB, sehingga radiasi-nya berefek pada kesehatan masyarakat, cacat akibat pengelolaannya yang tidak bertanggung jawab.
  • Rasisme Terorisme
Keenam, Israel berdiri di atas ideologi yang rasis, politis, dan teroris. Itulah kenapa rencana deklarasi mereka di Jerman diboikot dan diprotes oleh para rabi-rabi Yahudi, sampai kemudian harus mencari tempat yang lain, Swiss. Itu pula yang melatari adanya kebijakan Resolusi Majelis Umum PBB No 3379, tahun 1975 menyatakan, bahwa "Zionisme adalah sebentuk rasisme dan diskriminasi rasial." sebelum dihapus sebagai hasil sukses lobi-lobi Israel.
  • Pluralitas Keyakinan Keagamaan
Ketujuh, Jerussalem bagi tiga keyakinan keagamaan (Islam, Kristen, dan Yahudi) adalah tempat istimewa, maka ide negara rasialis Israel yang tujuannya bersifat eksklusif religius untuk negara tempat eksodus ras Yahudi seluruh dunia adalah tindakan anti-Pluralitas serta manipulasi simbol agama untuk kepentingan kekerasan dan kerusakan.

Selain itu dalam etika perang (baik dalam agama maupun hukum internasiona) juga, tempat ibadah manapun (masjid/gereja/sinagog, dll) tidak boleh diluluh lantakkan, terlebih yang dianggap memiliki nilai sejarah tertentu bagi umat agama tertentu. Maka pengeboman tempat ibadah adalah nista. Penistaan dan pencegahan kebebasan beribadah, seperti penjagaan berlebihan adalah tidak pada tempatnya. Apalagi visa bepergian kesana (Jerussalem/Quds) sekarang dimiliki penuh oleh pemerintah jewish state Israel, serta digunakan untuk aksi-aksi teror kemanusiaan.
  • Solusi Kemerdekaan
Kedelapan, Pembebasan. Upaya perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina yang Plural, adil, dan beradab sangat membutuhkan dukungan dari bangsa lain sebagai syarat de jure, termasuk Indonesia. Bangsa Palestina sendiri menyudahi konflik antar fraksinya dengan mencari jalan tengah. Pilihan gencatan senjata adalah utama sama pentingnya dengan membuat perdamaian yang tidak merugikan rakyat Palestina dan hilangnya tanah mereka secara berangsur-angsur seperti yang selama ini terjadi. Sementara perjuangan senjata adalah perjuangan kemerdekaan yang bangsa Indonesia pahami sebagai sesuatu yang alami, sebagaimana pernah dialami oleh bangsa kita di masa lalu. Atas apa yang terjadi di Palestina, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu : memahami kondisi dan problematika Palestina, kemudian menyosialisasikannya kepada yang lain, sehingga segala potensi dapat dikerahkan untuk membantu perjuangan rakyat Palestina. Menyelamatkan haknya dan membebaskan rakyat dan bangsa Palestina dari penjajahan state terrorist.

Apa yang dilakukan pemerintah Indonesia selama ini secara garis besar adalah demikian, namun tentu saja perlu untuk terus ditingkatkan melihat pengabaian atas nilai-nilai perspektif tersebut dan kerusakan kian hebat.

Dengan catatan ini, saya berharap mampu menjadi salah satu referensi dalam meningkatkan kecintaan kita kepada Palestina. Kepada siapa pun penduduk bumi, bahwa Palestina merupakan PR kita bersama. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar