Rabu, 24 Oktober 2012

Sabar untuk Kemenangan Sejati


Rasanya episode kehidupan telah menyeret arus yang berbeda dari sebelumnya, ini episode yang berbeda, ini episode yang aku tau sulit untuk kuhadapi, tapi nyatanya tangan-Nya mengirimkan sebentuk episode kehidupan yang harus kupelajari, namanya "Kesabaran". Kali ini pun, aku mengazamkan ulang kalimat seorang seniorku yang pernah menasehatiku, dengan kalimatnya yang meneduhkan setiap aku berkeluh kesah, "Allah memberikan masalah itu sebagai tugas untuk kamu, mungkin Allah pengen ketemu kamu dalam keadaan yang mulia."



Mengingat kisah para pendahulu, apa lagi mengingat kisah para nabi dan rasul, sabar tak pernah mudah untuk di jalani. Sabar, tak pernah kutemukan dalam bentuk diam dan tak berbuat apa-apa. Nabi Nuh sabar menghadapi kaumnya yang menganggapnya orang gila dengan membuat kapal bertahun-tahun hingga kesabarannya membuahkan hasil yang dijanjikan Allah kapal untuk banjir besar. Nabi Ibrahim bahkan menyisakan kesabarannya dalam sebentuk doa dan permohonan saat menunggu memiliki putranya yang bernama ismail, bahkan ia pun harus belajar kesabaran dengan merelakan untuk meninggalkan anak yang dikasihinya saat bayi di padang tandus bersama ibunya hingga terciptalah rukun haji bernama sya'i dan sumur zam-zam, tak hanya itu pelajaran bersabar atas perintah Allah juga ia telan hingga saat harus menyembelih putra kesayangannya yang merupakan dasar diperintahkannya berkurban pada Idul Adha, bahkan nabi Yunus mungkin bisa menjadi wakil dari sulitnya bersabar hingga ia menyerah dan meninggalkan kaumnya, walau diakhir kisah saat dia bertobat dan kembali pada kaumnya, ternyata kaumnya semuanya telah beriman. Demikianlah kisah tentang sabar, sabar yang tak pernah ringan, dan kita pun bisa mengambil kesimpulan, bagaimana jadinya saat seseorang telah memilih untuk terus berjuang ditengah kesabaran, dan tiba-tiba ia memilih menyerah, bukankah semuanya tiba-tiba hilang begitu saja, menguap bagai tak berarti dan tak pernah ada. Kita belajar dari banyak kisah, bahwa kemenangan itu mungkin saja akan terjadi 1 langkah lagi, nyaris jika seseorang tetap pada jalannya untuk bersabar.

Kesabaran, yang kulihat memiliki lika-likunya tersendiri. Bahkan dalam Al Qur'an dinyatakan bahwa
"Hanya orang-orang yang bersabarlah yang pahalanya disempurnakan tanpa batas."
(Q.S. Az Zumar : 10)
Dan, menurut seorang temanku sabar adalah satu-satunya ibadah yang pahalanya gak ada batasnya, maka dari itu sabar gak ada batasnya. Lebih dari itu, sabar benar-benar bukan strategi yang aku suka, sejujurnya saja, saya bukan tipe penyabar, tapi Allah menyajikannya dalam hidupku dalam bentuk masalah yang tak bisa kuhadapi dengan strategi apa pun kecuali sabar. Dan, hebatnya tiba-tiba lingkunganku berbicara dan menuntunku untuk belajar tentang kesabaran. Sungguh, tak ada yang lebih indah belajar sambil di tuntun oleh kehidupan dengan petunjuk yang bagiku cukup jelas, dan pertaruhan sebenarnya terjadi dalam diriku untuk mau menang atau mau mengulang masalah ini di kemudian hari.

Percaya atau gak, tapi ini benar terjadi masalah demi masalah terjadi, mengguncang kestabilan hidupku, dari dalam diri, teman, organisasi bahkan keluarga. Tapi, Allah selalu maha Adil, Dia tak pernah hanya menyajikan masalah tanpa petunjuk, tiba-tiba temanku memohon maaf padaku, karena merasa kurang lengkap dalam mengingatkan dan menasehatiku, dia bilang "Dalam menasehati itu seharusnya selain ada kebenaran, dan kasih sayang, juga ada kesabaran." Selain itu, saat aku memaparkan masalahku kepada seorang senior dia menasehatiku, bahwa kita diuji dengan kesabaran dan kedewasaan kita. Kita semua tau, nasehat untuk sabar terdengar sangat klise, tapi percaya atau gak itu menjadi senjata yang luar biasa saat disandingkan dengan senjata yang mampu mengharmoniskannya, sabar dan berjuang, sabar dan baik sangka, sabar dan doa, semua gerakan kita meminta andil si sabar untuk terus membersamai. Bahkan, saat tak ada lagi hal yang bisa kita lakukan, setelah segala ikhtiar dikerjakan sabar harus selalu ada menemani jika masih menginginkan harumnya keberhasilan.

Semoga, kita semua mampu menjadi hamba-hamba Allah yang bersabar. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar