Sabtu, 26 April 2014

Sepotong cerita di masa itu.... #sesi1

Gw gak ngerti sama dunia ini, tiba2 segalanya begitu mengerikan.... Berisik... terlalu banyak suara... Bahkan gw mempertanyakan, mampukah gw untuk hanya sekedar bertahan hidup, punyakah gw keberanian menatap kehidupan. Bahkan waktu kecil gw pernah berpikir, orang macam gw gak akan hidup lama. Tapi gw sendiri juga gak mengerti apa itu kematian. Dan,. kalo pun gw hidup, untuk apa? Apa artinya gw hidup, keberadaan gw cuma merepotkan begitu kata salah satu omku, bahkan tetangga gw pernah bilang gw sampah. So what? Waktu masih duduk dibangku SD gw merupakan anak pindahan yg gak bisa bahasa lokal, bullying itu terjadi gak cuma fisically tapi juga tugas2sekolahku dicurangi teman sebangkuku sendiri. Menurut salah satu temanku, orang2yang dekat denganku mereka mau bersamaku karena aku punya banyak uang, punya banyak makanan. Seketika, aku menghardiknya, "Silahkan aja ambil, tapi tukeran hidup jauh dari orang tua", dan dijaman itu tentu belum ada telepon seperti sekarang. Yah, aku tinggal bersama nenekku sejak kelas 1 SD, bapak ibuku ada di jakarta bisa dibilang aku tinggal bersama mereka cuma sekitar 5 tahun waktu balita. Awalnya aku merindukan mereka, berkali-kali mereka janji akan pulang segera di tanggal tertentu, dan berkali-kali pula itu tak ditepati. Puncaknya waktu kelulusan SMP, mereka bilang gak bisa pulang karena kerja, aku kembali kecewa, menangis meminta mereka pulang melalui telepon itu. Akhirnya mereka pun pulang. Tapi selanjutnya, hal yang sama tetap terjadi hingga akhirnya tak hirau dengan kabar kepulangan mereka. Lelah yang teramat sangat.... Begitu lelahnya sampe gak ada lagi niat untuk mengharapkan kepulangan mereka. Yah, lagi pula kalo pun pulang orang tuaku lebih sibuk mengurus kerabat dan sanak sodara yang ada di kampung, menyapaku hanya tentang bagaimana nilai sekolahku dan membawaku keluar makan. Bahkan terkadang gw ngerasa, gak lebih berarti dari peliharaan yang cukup diberi makan dan yang penting hidup. Siapa peduli aku punya teman atau gak, siapa peduli tentang tangisanku dimalam sebelum tidur. Segalanya menguap begitu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar