Senin, 14 April 2014

Bocah seberat 2,4 kg itu mengajarkan aku arti bersyukur dan belajar

Bismillah, perkenalkan bocah ini didoakan selalu dengan diberi nama Kayyis Adlan Firdausyhaq oleh orang tuanya. Sejujurnya gw bukan termasuk penyuka bayi ataupun anak kecil tapi juga gak membenci mereka, hanya gak menarik. Jadi, kalo bertemu mahluk jenis ini ya gw berusaha ramah sewajarnya. Lagipula apa menariknya, semua bayi tampak sama dimata gw, begitu doank, bulet, dan semua tampak sama. Baru menarik kalo dia udah bisa diajak main bareng dan diajak becanda. Tapi, nyatanya gw harus realistis, bahwa sometimes insya Allah gw juga bakal punya sendiri makhluk yang demikian. So, gw berusaha mengerti meski sulit dimengerti apa lucunya mahluk yang seharian tidur mulu sampe 20 jam, mungkin lebih. Terus suka PHP pura2melek, kayak mau bangun, pas udah disiapin susu atau semacamnya dan mereka tidur lagi dengan muka super polos, like nothing happened padahal yang jagain udah dung tak-tak gak karuan, nyiapin something what they "maybe" need. Dan luar biasanya kalo mereka nangis dikit aja, cukup untuk menarik perhatian seisi rumah. Kemudian semua orang menebak apa penyebabnya and easily trying to help them. Luar biasa repot tiap harinya di banyangan gw.


Bersyukurnya, gw dipahamkan oleh lingkungan gw yang relatif care sama makhluk Allah yang satu ini. Banyak doa dikirimkan untuk bayi2harapan masa depan ini. Mereka penjamin salah satu pahala yang terus mengalir meski si orang tua udah meninggal, mereka juga yang diharapkan menjadi penerus dakwah untuk membangun peradaban yang sangat berharga karena amanah yang diemban langsung dari Allah melalui Al Qur'an, dan sunnah. Mungkin gak semua bayi mendapat perlakuan yang sama saat ia dilahirkan. Oleh karena itu, keberadaannya menjadi sangat spesial.

Gw selalu inget sama salah satu nasihat dari salah satu emak2terkece yang pernah gw kenal, bahwa sesungguhnya setiap bayi ruhnya udah berumur cukup tua, mungkin ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun di dunia arwah sebelum ia akhirnya berpindah ke rahim ibunya. Maka dari itu, jangan pernah beranggapan bayi tidak tau apa2, mereka tau, mereka merasa, hanya saja mereka belum memiliki kosakata bahasa dunia, dan secara pertumbuhan badan belum mendukung. So, mengajak mereka berbicara, bercerita hal yang luar biasa, dan membacakan ayat Al Qur'an bukanlah hal yang sia-sia, mungkin bukan di bagian memori yang easily accessable, tapi dibawah sadar mereka menyimpan dan mencoba meniru apa yang dilakukan oleh lingkungannya dan respon2yang ia terima atas tindakan tertentu yang ia lakukan untuk mencoba berkomunikasi terhadap kita. Bahkan, gw pikir pembelajar terbaik di dunia adalah bayi dan di sisi lain karena lobe frontal yang berfungsi mengatur karakter masih dalam perkembangan maka karekter mereka benar2suatu surprise dan sulit ditebak, inilah yang bikin gw ngerasa makhluk ini sangat annoying sekaligus dibikinnya gw penasaran tingkah apa lagi selanjutnya. Ya, tiba2mereka jadi tuan dalam sepotong kehidupan gw sehingga kalo gw pengen tau karakter aslinya, gw harus bener2merhatiin dan rela panca indra gw tercurah untuk memperhatikan bocah ini.

Kesadaran gw tentang bayipun meningkat saat tiba-tiba ibunya kayyis nge-WA dan menanyakan apakah saya ada agenda tiap senin-selasa untuk menggantikannya menjaga bayinya yang baru berumur 1 bulan dalam keadaan prematur dan sakit sehingga tak boleh terlalu kecapean (mohon doanya ya guys supaya gak perlu operasi). Otomatis aja, gw gak percaya, dan nanya balik, "teh, teteh serius percaya nitipin bayinya ke saya?"Kata beliau udah gak ada lagi yang bisa, dan beliau seharian kuliah di hari itu, dan suaminya pun kerja. Maka, dengan berniat bismillah aja dengan memudahkan orang insya Allah urusan gw juga akan dimudahkan Allah, disisi lain gw penasaran juga kalo emang harus ngurus bayi seharian sendirian itu gimana rasanya. Actually gak terlalu buruk, gak sangat menyenangkan juga, biasa aja, entahlah mungkin karena gw suka main SIM City dan Tamagochi waktu dulu, dan udah ngebaca beberapa buku perkembangan anak, maka gw dengan sedikit nekat dan pengen belajar gw mengiyakan permintaannya.

3 Hari dalam seumur hidup setiap awal pekan itu mengganti perspektif gw pada beberapa hal. Pertama kali gw mencoba menggendongnya bayi ini ringan banget cuma 2,4 kg dan mampu gw gendong dan pas dengan panjang lengan gw. Serunya lagi Kayyis selalu mudah ditenangkan kalo digendong dan kembali nangis  kalo diletakkan kembali ke tempat tidurnya, dan ini pertama kalinya gw bersyukur punya lengan yang bisa membuat orang lain nyaman. Bayangkan, sebenarnya kita punya banyak hal yang dikasih sama Allah yang kesemuanya sebenernya punya fungsi dan potensi tertentu yang mungkin saking banyaknya kita bahkan gak tau apa aja, dan gak berusaha mencarinya. Parahnya lagi kita mungkin pernah membenci sebagian dari tubuh kita. Setidaknya gw pernah gak suka lengan gw yang relatif menggendut kalo gw banyak makan. Soalnya efek dari gw banyak makan bukannya menggendut ke perut atau pipi yang terjadi seperti pada kebanyakan orang tapi ke lengan. Bahkan waktu kecil gw pernah berimajinasi jangan2kalo gw makan bukannya ke perut tapi ke lengan tangan. Hehe....

Lain cerita dipagi hari saat gw harus bergegas ke Bandung memenuhi amanah gw untuk menjaga Kayyis. Belum pernah gw merasa sangat takut menzalimi sebuah keluarga dan deg-degan luar biasa. Gak pernah gw setakut itu untuk terlambat dipagi hari, ya karena semua orang yang kenal gw pasti tau, beberapa waktu yang lalu gw emang gak bisa tidur dimalam hari, dan gak suka bau pagi yang udaranya berair dan nonjok2idung kalo dihirup berlebihan dan pintu kamar dibuka, so gw memilih tidur dipagi hari dan belajar di malam hari dan mereka memakluminya. Jadilah gw disebut temen kosan gw sebagai makhluk nocturnal. Tapi berbeda dengan pagi itu, gw berusaha setengah mati, gak bisa tidur dan takut banget telat sehingga sebisa mungkin memikirkan alternatif terbaik untuk sampe ditempat secepatnya. Sayangnya, gw bener2gak terpelajar dengan kehidupan di pagi hari yang ternyata semua manusia pun mulai keluar dalam waktu yang realtif bersamaan se jatinangor-bandung raya untuk pergi ketempat tujuan mereka. Ya, gw gak cukup terlatih untuk memprediksi kondisi macet di pagi hari, lain cerita kalo memprediksi macet di siang, sore, ataupun akhir pekan. Maka gw pun tetep telat! Menyebalkan, rasanya gw bukannya membantu malah nyusahin orang. Di minggu berikutnya, gw pun berusaha bangun lebih awal, dan berangkat lebih awal, ya gw berhasil, dan kali itu ternyata bukan pagi biasa, tapi pagi pertama setelah super long weekend. Jalan-jalan utama yang biasa gw lewati macet total, gw cuma maju 10 km/jam dengan motor gw, yang biasanya bisa gw kebut 80-110 km/jam, bahkan ada beberapa jalan yang terpaksa ditutup dan dialihkan. Sekali lagi gw berdoa sepanjang jalan, sesungguhnya Allah yang mengatur segalanya anggaplah ketelatan gw disebut kegagalan setidaknya Allah memudahkan gw untuk mendapat hikmah dan pelajaran darinya dan berharap supaya keluarga tersebut tidak mendapatkan masalah berarti karena kelalaian gw. Kontras dengan kehidupan gw yang biasa, gw belajar menaklukan pagi di hari selanjutnya yang masih tetap sulit, tapi selalu ingin lebih gw maknai daripada sekedar baunya yang gak seenak bau malam sehingga mencoba membersamainya menjadi berarti.

Di hari terakhir gw menjaganya, sesuatu terjadi. Gak seperti biasanya entah bagaimana popoknya bocor dan tumpahlah ke lengan gw yang mencoba menggendongnya seperti biasa. Gw syok, merecall pelajaran fiqh waktu duduk di bangku sekolah entah jaman kapan mengenai thaharah terhadap air kencing bayi seingat gw jenis najisnya beda, pokonya beda najisnya bayi laki2dan perempuan, gw bingung karena hari itu gak bawa baju ganti. Jadilah gw nge-WA ibu Kayyis setelah membersihkan dan mengganti kembali popok Kayyis dan membersihkan yang terkena dan menanyakannya. Deg-degan dzuhur udah masuk, gw belom sholat dan no respons, berpikir, dan akhirnya mbah google jadi senjata terakhir. Googling, ya melalui google gw menemukan artikel yang menyatakan bahwa kencingnya bayi laki-laki yang makannya masih asi itu termasuk najis yang ringan dan untuk mensucikannya hanya perlu dicipratkan sedikit air plus hikmah dibalik aturan tersebut berdasarkan ilmiahnya. Seketika gw lega, dan segera sholat begitu Kayyis kembali tenang dan melakukan agenda pokoknya yaitu TIDUR. Setelah kejadian ini gw berpikir banyak tentang pernikahan, sebelumnya gw bingung sampe muak ngeliat status galau dan kode-kode yang gak bertanggungjawab beredar tiap hari di facebook sampe akhirnya beberapa hari terakhir gw memilih untuk gak membukanya, it's so annoying menurut gw.

Setelah kejadian ini pun gw berpikir, ternyata butuh banyak bekal untuk membina rumah tangga. Baru secuil yang gw urus, cuma beberapa jam yang gw coba kerjakan untuk membantu sebuah rumah tangga dan gw udah kelabrakan luar biasa cuma karena gak hafal masalah thaharah. Ini baru secuil dan gw yakin masih banyak banget ilmu yang harus dipersiapkan. Maka, gw dan beberapa temen gw sepakat bahwa pernikahan bukan sesuatu yang harus digalaukan tapi harus dipersiapkan. Lagi pula gw sepakat dengan opini ust. Salim A. Fillah yang kurang lebihnya menyatakan bahwa pernikahan bukanlah sebuah bentuk yang mutlak menjadi gambaran happy ending, tapi  suatu awal perjalanan yang semoga mampu bersyukur saat diberi nikmat dan mampu diberi sabar saat mendapatkan ujian dari Allah. Jadi, mari luruskan niat kembali dan terus belajar untuk menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat. Bersyukur atas izin-Nya untuk belajar dari banyak hal di banyak tempat dari siapa saja, doaku semoga semangat pembelajar ini gak pernah hilang dari diri ini dan kebaikan selalu tercurah kepada mereka yang menjadi jembatan kebaikan. Missing you so Kayyis Adlan Firdausyhaq, anyway cepatlah kau sehat dan tumbuh, nanti kita main bareng :D



Tidak ada komentar:

Posting Komentar