Rabu, 05 September 2012

Blind test, I do not like this methode!!!


Temen-temen taukan istilah "membeli kucing dalam karung"? Atau tahukah percobaan fenomenal yang pernah dialami  oleh merek perusahaan cola ternama dari saingannya yang sukses menggunakan metode marketing dengan teknik Blind test. Bahkan, dalam dunia chef pun mengenal metode ini. Metode ini pada dasarnya ingin menguak dan mencari kebenaran dalam bawah sadar dan mampu menghindari proses terjadinya "membeli kucing dalam karung", atau dalam dunia chef bertujuan untuk menemukan cita rasa terbaik, bukan pada lukisan makanan yang tersaji di piring.

Entah, kasus yang gw alami termasuk dalam metode uji blind test atau gak. Actually, gw ngerasa, gw bukan orang yang dengan mudah memberikan kepercayaan kepada seseorang. Sueeer, karena berkali-kali gw mempercayakan sesuatu hasilnya, atau prosesnya missed dari yang gw harapkan. Ok, mungkin sebagian dari kalian mengatakan bahwa mendelegasikan kepercayaan terkadang dibutuhkan untuk proses pembelajaran orang tersebut, atau untuk gw sendiri supaya gw mampu belajar bermacam karakter. Dan gw setuju, bahwa setiap karakter jika dikelola dengan baik akan menjadi karakter yang luar biasa. Misalnya aja kita gunakan pembagian karakter yang dilakukan Florence Litauere, yang membagi karakter menjadi 4 bagian yaitu Koleris, Sanguinis, Melankolis, dan Phlegmatis.

Sebelum gw paparkan, gw mau menekankan bahwa pembagian ini hanya salah satu bentuk pembagian karakter, bukan sesuatu yang mustahil untuk berubah dan terus terjadi perkembangan. Siapa si yang gak setuju kalo koleris punya bakat memimpin terbaik dan fokus pada tujuan lebih daripada sifat yang lainnya? Dan siapa sih yang gak setuju, kalo kita butuh orang yang menyegarkan suasana dan membuat semua orang tertawa, ini keahlian para sanguinis. Atau, pernah gak kamu doing something big? Kalo pernah, maka kamu akan setuju, bahwa sesuatu yang besar gak akan terwujud kalo nggak diperhitungkan detail-nya in every single step, hebatnya hal ini merupakan keahlian si melankolis selain dia bisa sangat perhatian terhadap orang di sekitarnya. Atau, kalo kalian kenal pahlawan bertopeng (bukan cuma punya sin chan, maksudnya pahlawan yang merahasiakan jati diri karena kerendahan hatinya) gw pikir, karakter ini cocok diperankan oleh para phlegmatis selama kita nggak mengganggu kehidupan pribadinya, karena dia akan mudah sekali merespon, kemudian bertindak dan gak terlalu suka dikomentarin. Lain cerita, sama all of trouble yang bisa dikeluarkan sama masing-masing karakter.

Karena setiap karakter punya cerita (ini ceritaku, mana ceritamu... ups), maka akan jadi lain klo para karakter ini belum dikelola, buat gw, gw lebih suka menggambarkannya seperti proses pembentukan tata surya setelah big bang dan para benda langit itu masih amburadul, saling tabrakan, saling menyakiti, dan kemudian saling beradaptasi untuk membentuk keseimbangan alam hingga terciptalan alam raya ini. Kayaknya, udah cukup penjelasannya ttg para karakter ini.

Did u know, kalo para karakter ini juga punya sifat selayaknya ikatan pada unsur-unsur kimia, bisa saling menghancurkan, menguatkan, bahkan membentuk unsur baru. Jadi, bakalan gawat kalo ada karakter yang gak sesuai, malah dipaksa disatukan, atau dianggap satu tanpa paham perbedaan yang dimiliki dan emg gak sesuai maka, tunggu saja kehancurannya.... Kebijaksanaan peletakan seseorang berdasarkan karakter udah ada sejak masa Rasulullah dulu (mungkin jg lebih tua dari itu, tapi catatan yang gw dapet adanya di masa rasul), hal ini sangat terasa saat pembagian kelompok2lingkaran, atau pada masa umar dari masa abu bakar, bahwa terjadi pemindahan banyak posisi disesuaikan dengan karakter yang dibutuhkan berhubung gantinya karakter roda utama, yaitu pemimpin. Maka, menurut contoh diatas pemahaman karakter&peletakan karakter yang sesuai sangat dibutuhkan. Dari hal ini, gw hanya ingin menjelaskan bahwa suatu karakter akan berfungsi optimal, jika ia diletakkan di tempat yang "tepat". Berhenti dulu sampe di sini.

Tarik napas, bingung... byarrr.... Gw kembali ke blind test pada karakter, walo gw mengakui setiap karakter akan hebat kalo di kelola, tapi gw juga menyetujui kalo suatu karakter hanya akan bisa berkembang di tempat yang tepat (mungkin disini peran HRD). Oleh karena itu, pengenalan sangat dibutuhkan untuk mampu menggoptimalisasi kerja. Dan buat gw, kerja bukan tempat mencari uang, mungkin nanti gw berencana beli buku "my job is not my career", buat gw bekerja itu harus punya dampak yang lebih besar dari sekedar pengaruh ekonomi yang merupakan wadah pengembangan diri, so I can't eksplor my self, if I can't trust my partner when I'm on teamwork.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar