Jumat, 07 September 2012

Dilematis Dramatis Film vs Agenda Dakwah


Sebelomnya, mau komen judulnya dulu ahhhh.... Hahahaha.... Sejujurnya ini judul tadinya mau nyerempet-nyerempet sinetron, tapi rada gak asik kalo diubah Dilematis Sinetronis bla bla bla. Dan pemilihan vs sebenernya ini cuma ada pada diri gw aja si, g terjadi sama orang lain, jadi semua yang mau gw tulis kebanyakan curhat, dan subjektifitas pribadi, haha.... :p

Setelah sekian lama cabut dari dunia film (aseek gaya kan gw :p) dapet info bahwa Salman yang notaben organisasi islam yang geraknya juga tentang dakwah yang berlokasi di lingkungan kampus ITB Bandung, hal itu ngasih kesegaran tersendiri dari kebuntuan perfilm-an dalam hidup gw yang terlanjur udah jatuh cinta sama dunia produksi film. Huff, udah gw agendakan dengan sangat baik. "Ok sip hari sabtu jam 1 siang, kebetulan gw free juga", ucap gw dalam hati. Dan, eng ing eng.... tiba-tiba dengan alibi salah ketik sang admin merubah waktu jadi keesokan harinya, hari ahad. Cuma beda 1 hari, besoknya, tadinya pun gw gak ada agenda jam 1 siang, tapi untuk kesekian banyak kalinya tiba-tiba ada jarkom yang merubah duniaku (lebay), pasnya merubah jadwalku, tingkat dewalah pokoknya karena ni jarkom meminta gw untuk hadir dari pagi sampe sore di hari ahad, hari yang udah gw tunggu setelah sekian lama mengalami kebuntuan dan gak pernah nemuin diskusi tentang film yang islami, yang bermutu, yang gak sekedar produksi, dan SOP ADK (Standar Operasional Prosedur Aktivis Dakwah Kampus) mewajibkan semuanya untuk dateng. Sumpah, rasanya kayak hewan di film madagaskar yang terperangkap dan gak bisa keluar dari hutan, dan cuma bisa menunggu bantuan, eh pas pesawat bantuan lewat ada sodara mau melahirkan.

Mungkin kalian pikir gw lebay, anggaplah gw emang lebay. Tapi, kehidupan gw nyatanya emang demikian, segalanya super lebay! Bayangin, hampir setiap jadwal kumpul temen-temen CC (CInematografi Club) dulu waktu masih aktif, tiba-tiba BKI (Biro Kerohanian Islam) -organisassi kampus yang gw ikuti kegiatannya-juga harus ngumpul, karena jumlah anak BKI dikit & lebih butuh bantuan dalam pikiran gw, maka gw memprioritaskan BKI. Gak cuma itu, saat CC ngadain buka bareng, kebetulan juga gtw gimana siapa yang ngatur jadwal, BKI juga buka bareng, kali ini gw milih BKI karena di BKI buka barengnya gratis, sedang anak CC ngumpul di cafe Ngeumong yang gak bisa dibilang murah makanannya. Gak cuma itu, saat CC ngadain mubes, di hari yang sama pun BKI ngadain mubes, sumpah gw pusing banget sama jadwalnya. Dan itu, terus berlanjut bahkan sampe gw menjabat wakil kepala divisi produksi dan dokumentasi yang akhirnya gw memilih mengundurkan diri. Gw off dari sesuatu yang pertama kali gw sukai dan gw kerjakan sepenuh hati. Gw off, karena film yang gw inginkan ternyata bukan film yang mereka angkat, yang terlalu banyak mikirin dramatis, teknik, kualitas gambar, dll daripada esensi pesan tersebut untuk sesuatu yang lebih besar. Gw off, karena di BKI gw diajarkan bahwa perempuan gak baik pulang malem dan mereka gak sekedar melarang tapi juga menjelaskan dari berbagai ilmu (psikologis, sosial, keamanan, dll) yang gw setuju, sedang kegiatan CC sesore-sorenya bubar jam 10 malem, bahkan pernah sampe jam 12. Gw off dalam keadaan pasrah sepasrahnya dengan kehendak Allah yang gw pikir dengan segala bentrokan jadwal tsb, Allah pengin gw gak ada di sana. Gw off...

Salman, organisasi dakwah kampus yang sering jadi panutan dan kiblat organisasi dakwah kampus temen-temen Unpad dengan bukti seringnya ngambil pembicara atau diskusi bareng anak ITB merupakan sebuah jaminan awal kalo mereka punya tujuan yang senada untuk memekikkan islam ke hati saudara-saudara seiman. Yah, Salman mengadakan MAFIA (Majelis Film Ahad) yang jadi lentera kecil dari matinya detak jantung film dalam time line hidup gw. Dan, untuk kesekian kalinya, meskipun itu agenda Salman haruskah berbenturan dengan agenda dakwah, lagi?

to be continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar