Jumat, 29 Januari 2016

Pola Pendidikan Pejuang Islam Generasi Pertama #Chapter2


Bismillah, melanjutkan tulisan ini buat gw memerlukan waktu panjang untuk meyakinkan diri aku siap, setidaknya pantas untuk menuliskan ini. Ingat tulisan pertamaku tentang muqadimah manhaj haraki tentang disonansi kognisi? (read:disonansi-kognisi-muslim-hari-ini) Gw termasuk orang yang gak suka dengan orang macem gini, lalu gimana gw hidup jika gw banyak melakukan sesuatu yang gak bersesuaian dengan keyakinan gw? Setelahnya gw akan pusing, bukan pusing 1/2 hari kadang lebih bisa berbulan-bulan bahkan. Maka menulis lanjutan dari tulisan Pola Pendidikan Pejuang Islam Generasi Pertama #Chapter1 bukanlah hal yang mudah, minimal gw harus membuat komitmen dengan diri gw untuk mau mencobanya sebelum gw menuliskannya. Ini hal yang gak sederhana. Bagaimana mungkin sederhana sedang tahap pertama pendidikan pejuang islam generasi pertama adalah menjadikan Al Qur'an sebagai satu-satunya sumber penerimaan. Iya, SATU-SATUnya. Artinya, gak boleh lagi setiap tindakan kita merujuk pada, toh hal begini udah umum dan gak masalah kok. Toh, ini sudah menjadi adat kebiasaan orang sini, jadi ya mesti gini. Muslim generasi pertama tak bisa demikian. Bahkan, seorang Umar bin Khattab yang didapati sedang membaca kitab Taurat mendapat kemarahan dari Rasulullah seraya berkata,
"Seandainya Musa hidup di antara kalian niscaya tidak boleh baginya kecuali mengikuti aku."
Generasi inilah yang kemudian oleh Sayyid Quthb disebut sebagai Generasi Qur'ani: Generasi yang Unik dalam bukunya Ma'alim fii Ath Thariq. Menurut Sayyid Quthb, " Terdapat fakta sejarah yang patut menjadi renungan bagi para pengemban dakwah Islam di mana saja dan pada siapa saja. Dan sudah selayaknya peristiwa tersebut dipedomani, karena hal itu merupakan efek yang signifikan berkenaan dengan manhaj dan orientasi dakwah. Dakwah Islam telah melahirkan sekelompok generasi manusia - yakni generasi sahabat r.a. - menjadi generasi yang sangat istimewa dalam sejarah Islam khususnya, dan sepanjang sejarah manusia pada umumnya. Namun, selanjutnya dakwah tersebut tidak melahirkan kembali generasi ini pada kali yang lain."

Iya, ada yang hilang dari proses transfer ilmu keislaman. Di masa generasi pertama seperti yang sebelumnya telah dijelaskan, bahwa sahabat Rasulullah generasi pertama hanyalah diijinkan untuk menjadikan Al Qur'an sebagai satu2nya referensi dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Hal ini dikarenakan, penurunan Al Qur'an yang sifatnya bertahap ini memiliki tujuan khusus dari Allah. Penurunan Al Qur'an ini sendiri tahapannya disesuaikan dengan keadaan-keadaan yang rasul dan sahabatnya hadapi dalam memperjuangkan keislamannya. Sehingga, saat itu Al Qur'an benar2menjadi jawaban dan obat sekaligus petunjuk dari Allah dalam menghadapi segala permasalahan mereka. Oleh karena itu, setiap ayat pada masa itu kemudian hidup karena hidup dalam sanubari para sahabat yang langsung mengamalkannya. Al Qur'an dengan demikian menjadi fungsinya yang utama yaitu petunjuk dan pedoman kehidupan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar