Sabtu, 23 Januari 2016

Pola Pendidikan Pejuang Islam Generasi Pertama #chapter1


Bismillah, huft... Finnaly waktunya menuliskan sesuatu yang berat disini... Yap, mari kita mulai!

Semua dari kita tentutahu bahwa ada 2 hal yang diwariskan rasululullah yang jika kita menjaganya maka kita akan selamat di dunia dan diakhirat. Yap, benar dua hal itu adalah Al Qur'an dan As sunnah. Hal ini tidak hanya berlaku setelah rasulullah menyampaikan hal tersebut, tetapi hal ini telah menjadi cara Allah dalam mendidik pendahulu pejuang islam.

Sistemnya begini, Kitab Allah (Al Qur'an) adalah sumber dasar islam, sunnah rasulullah saw. adalah penjelas dari kitab tersebut, sedang sirah (sejarah) kaum salaf (terdahulu) adalah contoh aplikatif dari perintah Allah dan ajaran Islam.

Lalu, seperti apa proses pendidikannya?
Pada tulisan sebelumnya, kita telah membahas bahwa rasulullah saw. pernah mengalami dakwah secara sembunyi-sembunyi. Dari pemaparan dalam tulisan saya yang sebelumnya (the secret) kita mendapatkan gambaran bahwa bukan nilai-nilai dakwahnya yang disembunyikan, tetapi manusianya, juga lokasi temoat pertemuannya dikarenakan jumlah pendukung yang masih sedikit, lemah pula kondisi status sosial dan pemahaman tentang islam yang memang baru turun beberapa ayat saja.

Maka dalam fase ini kerahasiaan fungsinya untuk menjaga bibit iman supaya mampu tumbuh dan menunggu Allah swt. saja yang menyatakan kapan mereka telah siap untuk dakwah secara terbuka. Pada fase ini bukan hanya sembunyi-sembunyi tanpa melakukan apa pun. Tapi, selama fase ini merupakan fase pendidikan yang paling sakral. Yaitu melalui pertemuan harian yang diadakan rutin di Darul Arqam. Di tempat inilah jiwa-jiwa itu diisi dengan Al Quran saja. Iya, hanya Al qur'an yang mulia.

Pada periode ini sang qiyadah dan murabbi (Nabi saw.) senantiasa berusaha menjaga kesatuan dan keunikan sumber penerimaan yaitu Al Qur'an. Padahal sebelumnya generasi ini adalah ummi (tidak mengenal bacaan dan tulisan). Generasi ini tidak pernah menerima ilmu sekuler. yang mencampur adukkan yang haq dan batil. Ia jauh dari filsafat Yunani, ilmu pengetahuan Romawi, atau hikmah Persia. Generasi ini hidup bahagia dengan wahyu Allah semata, diterima langsung dari lisan Rasulullah. Oleh sebab itu, ketika Rasulullah saw, melihat Umar ra. membaca lembaran Taurat, beliau marah seraya berkata,
"Seandainya Musa hidup di antara kalian niscaya tidak boleh baginya kecuali aku."
Ya, generasi awal ini dididik dengan hanya 1 sumber penerimaan yaitu Al Qur'an. Manakala setiap muslim telah mendapatkan bekal beberapa ayat dari Al Qur'an (cuma beberapa doank lho.... gak kayak sekarang Al Quran yang udah lengkap juga gak dipelajari-pelajari, boro2bakal ngarti :p). Padahal dengan beberapa ayat ini saja cukup untuk mengkader dan melahirkan generasi Qur'an yang unik. Namun, wahyu ini telah mampu merontokkan segala kotoran, ideologi, dan nilai-nilai jahiliah yang melekat di dada mereka, digantikan oleh nilai-nilai baru yang datang dari Allah, Penguasa alam semesta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar